Kegiatan tracer study adalah studi pelacakan jejak lulusan atau alumni yang dilakukan dua tahun setelah lulus dan bertujuan untuk mengetahui input, proses, output, dan outcome pendidikan. Hal itu dipaparkan oleh Dra. Rahayu Retno Sunarni, M.Pd dari Tim Program Pengembangan Sistem Pusat Karir Perguruan Tinggi di Indonesia dan Tracer Study, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan DIRJEN DIKTI Kemdikkub RI dalam Seminar “Pendampingan Tracer Study Online Dikti” yang diselenggarakan di Conference Hall Universitas Narotama, Kamis (27/11).
Seminar dibuka oleh Rektor Universitas Narotama Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS, ST, M.HP. Tiga pemateri seminar yaitu Andini Dwi Arumsari, S.Psi, M.Psi, Psikolog (Kepala Narotama Career Center), Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc (Ketua UPT Jobs Arrangement System PENS), dan Ir. Heru Lumaksono, MT (Kordinator Pelaksana Tracer Study PPNS).
Menurut Rahayu Retno, relevansi merupakan kunci pembangunan dan pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Pendidikan yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri menjamin mutu yang berkelanjutan. Perguruan Tinggi memperhatikan keselarasan kebutuhan SDM dengan program studi yang diselenggarakan untuk mendukung perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi dan ekonomi.
“Outcome pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia pendidikan tinggi ke dunia kerja (termasuk masa tunggu kerja dan proses pencarian kerja pertama), situasi kerja terakhir, dan aplikasi kompetensi di dunia kerja,” kata Rahayu Retno.
Tracer study yang dilakukan tiga tim yaitu dari Narotama Career Center, Jobs Arrangement System PENS, dan Tracer Study PPNS, mendapatkan evaluasi dari Tim Pokja DIKTI yakni Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD dan Dr. Sandra Fikawati, MPH. Hasil evaluasi bahwa masih ada beberapa proses tracer study yang tidak sesuai dengan arahan DIKTI, namun ada inovasi-inovasi yang bagus bagaimana memperoleh respon dari alumni. [ger]
Foto: Rektor Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS, ST, M.HP (jilbab putih) bersama tim tracer study dari NCC, PENS, dan PPNS.